Selasa, 29 Januari 2013

HOMONIM, HOMOGRAF, HOMOFON, POLISEMI, SINONIM, ANTONIM, HIPERNIM



Perbedaan Homonim, Homofon, Homograf, Polisemi

Homonim berasal dari kata homo berarti sama dan nym berarti nama. Berarti homonim adalah kata yang penamaan dan pengucapannya sama tetapi artinya berbeda.
Contoh:
  •  Saya bisa membeli rumah. (bisa berarti dapat dan bermakna denotasi)
  •  Pamanku terkena bisa ular yang mematikan. (bisa artinya racun makna denotasi)
Contoh lainnya yang bersifat homonim : 
  • Rapat (berdempet-dempetan) –          # rapat (meeting) 
  • Beruang (hewan) –                              # beruang (punya uang)
  • Syah = Raja -                                      # Syah = kepala (pemimpin)
  • buku = ruas -                                       # buku = kitab
  • bandar = pelabuhan -                          # bandar = parit - #bandar = pemegang uang dalam perjudian
1.       Bisa           : Bermakna dapat atau mampu.
Bisa          : Bermakna racun (bisa) ular.
2.       Halaman   : Bermakna halaman rumah.
Halaman   : Bermakna halaman yang ada dalam buku (nomor buku).
3.       Kopi          : Bermakna nama buah untuk membuat minuman.
Kopi         : Bermakna menyalin atau mengkopi.
4.       Maya         : Bermakna nama orang.
Maya        : Bermakna semu atau tidak nampak.
5.       Manis        : Bermakna tidak pahit (gula).
Manis       : Bermakna cantik, enak dilihat.

Homofon terdiri atas kata homo yang berarti sama dan foni (phone) berarti bunyi atau suara. Berarti homofon adalah kata yang diucapkan sama tetapi berbeda dari segi maksud dan juga tulisan.
Perkataan-perkataan yang homofon mungkin dieja dengan serupa atau berbeda,
contoh :
  • Massa telah berkumpul di depan Istana Negara. (massa/masyarakat)
  • Hidupnya senang sepanjang masa. ( masa/waktu)
Contoh lainnya yang bersifat homofon :
Sangsi ; bimbang atau ragu-ragu,
sanksi ; (hukuman)
Bank (tempat menyimpan / menghutang uang),
bang (berarti sebutan kakak laki-laki)
Djarum            : Bermakna merk sebuah rokok.
Jarum               : Bermakna alat untuk menyulam.
Rock                : Bermakna music rock.
Rok                 : Bermakna pakain untuk wanita.


Homograf terdiri atas kata homo berarti sama dan graf (graph) berarti tulisan. Jadi homograf adalah kata yg sama ejaannya dengan kata lain, tetapi berbeda lafal dan maknanya.

 Contoh homograf antara lain adalah : 
  • Buah apel ini enak sekali. (apel maksudnya buah)
  • Anak-anak telah apel di lapangan tadi pagi. (apel maksudnya kumpul)
Contoh lainnya yang bersifat homograf :
  1. Pejabat teras (pejabat utama) itu duduk santai di teras (lantai depan rumah) sambil membaca berita di koran tentang pertanian di daerah teras (bidang tanah datar yang miring di perbukitan)
  2. Polisi serang (mendatangi untuk menyerang) penjahat di Kabupaten Serang (nama tempat). Serangan jantung (penyakit jantung yang mendadak) melanda orang tua yang tidak pernah berolah raga.
Sedan              : Bermakna sedih (sedu sedan).
Sedan              : Bermakna merk sebuah mobil.
Tahu                : Bermakna sebuah makanan yang dijadikan lauk.
Tahu                : Bermakna mengetahui.
Seri                  : Bermakna cahaya sinar (wajahnya berseri).
Seri                  : Bermakna  sama (tidak ada menang atau kalah dalam pertandingan).
Serak               : Bermakna parau (tenggorokan sesak).
Serak               : Bermakna bertebaran atau tidak beraturan.
Loro (bahasa jawa): Bermakna angka 2.
Loro (bahasa jawa): Bermakna sakit atau tidak sehat.
Mental             : Bermakna terpelating.
Mental             : Bermakna jiwa atau kejiwaan.


Sinonim adalah kata yang memiliki bentuk yang berbeda dengan kata lain namun memiliki arti, makna atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan makna kata atau padanan kata. Contoh:
  • Arti = makna = pengertian
  • Mati = tewas = meninggal = wafat = mangkat
  • Melihat =  memandang = menonton = menyaksikan
  • Melakukan = mengerjakan = melaksanakan
Antonim adalah suatu kata yang artinya atau maknanya berlawanan dengan maknan atau arti dari kata lain. Antonim disebut juga dengan lawan makna kata. Contoh:
  • Mati     ×Ø      Hidup
  • Tinggi ×Ø      Rendah
  • Hitam ×Ø      Putih
  • Laki     ×Ø      Perempuan

Polisemi adalah suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu. 

Contoh :
  •  Husni mempunyai hubungan darah dengan Hasan.
  •  Tubuhnya berlumuran darah akibat terjatuh dari sepeda motor.
Perhatikan kata darah pada kalimat pertama yang berarti keluarga (makna konotasi), sedangkan darah pada kalimat kedua berarti zat merah dalam tubuh kita (makna denotasi).
-          saya masih memeluk dia setelah 5 detik
saya memeluk agama islam
-          kuda saya berlari dengan kencangnya.
kuda - kuda yang dilakukan oleh orang itu sangatlah sempurna
-          semua mata tertuju pada laptop Anis
mata pisau ini sangatlah tajam
-          saya sudah membulatkan tekad untuk membolos besok
kue ini cara membulatkannya dengan memutarnya menggunakan tang


Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya (kata umum). Sedangkan hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim (kata khusus). Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim. Contoh :
  • Hipernim : Hantu. Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain.
  • Hipernim : Ikan. Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, cere, gapih singapur, teri, sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.
  • Hipernim : Odol. Hiponim : Pepsodent, ciptadent, siwak f, kodomo, smile up, close up, maxam, formula, sensodyne, dll.
  • Hipernim : Kue. Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete, cucur, lapis, bolu kukus, bronis, sus, dsb


Kamis, 24 Januari 2013

Novel



NOVEL

Novel merupakan salah satu karya sastra fiksi. Sebuah karya sastra termasuk di dalamnya novel, mempunyai unsur pembangun yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. 

1.    Unsur Intrinsik Novel
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Macam-macam unsur intrinsik  tersebut antara lain:
a.       Tema
Tema adalah gagasan pokok yang mendasari sebuah cerita. Tema-tema yang terdapat dalam sebuah cerita biasanya tersurat (langsung dapat terlihat jelas dalam cerita) dan tersirat (tidak langsung, yaitu pembaca harus menyimpulkan sendiri).
b.      Alur (Plot)
Pengertian mudah tentang alur adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Secara garis besar urutan tahapan alur dalam sebuah cerita antara lain:
perkenalan → pemunculan masalah (konflik) → peningkatan masalah → puncak masalah (klimaks) → penurunan masalah (peleraian) → penyelesaian.
c.       Latar (Setting)
Jika membahas tentang latar atau setting ini berarti menyangkut tentang tempat, waktu, dan suasana dalam sebuah cerita.
d.      Tokoh
Tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita. Ini berarti tokoh-tokoh dalam sebuah cerita merupakan unsur pokok karena para tokoh inilah yang digerakkan dan dikembangkan seorang pengarang dalam cerita yang dibuatnya. Dalam sebuah cerita kita mengenal tokoh baik-baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis) serta tokoh utama dan tokoh tambahan atau sampingan.
e.       Penokohan (Perwatakan)
Penokohan adalah penggambaran watak tokoh dalam sebuah cerita. Penokohan dikembangkan melalui 2 cara, yaitu secara langsung (analitik) dan tidak langsung (dramatik). Penggambaran watak tokoh secara langsung (analitik) berarti watak tokoh tertulis secara jelas di dalam sebuah cerita, sedangkan dramatik (tidak langsung) berarti watak dari masing-masing tokoh tidak tetulis secara langsung dalam sebuah cerita. Untuk mengetahui watak tokoh yang digambarkan secara dramatik bisa dilihat melalui gerak-gerik (tingkah laku) tokoh, cara berpakaian dan berdandan tokoh, tempat di mana tokoh itu berada, cara berbicara tokoh, dan lain-lain.
f.       Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang (point of view) adalah cara atau  kedudukan seorang pengarang di dalam sebuah cerita. Kedudukan pengarang di dalam sebuah cerita bisa menjadi pelaku utama ataupun sebagai pengamat yang berarti pengarang tidak masuk ke dalam sebuah cerita.
Dari penjelasan singkat tersebut, maka dapat diklasifikasikan bahwa sudut pandang atau point of view dalam sebuah cerita terdiri dari 2 macam, yaitu;
1.      Sudut Pandang Orang Pertama
Sudut pandang orang pertama berarti pengarang berada di dalam sebuah cerita, yang biasanya ditandai     dengan penggunaan kata ganti orang pertama (saya, aku, dan gue "bahasa gaul"). Jika pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama, ini berarti pengarang juga bertindak sebagai pelaku utama atau tokoh utama. Namun adakalanya sudut pandang orang pertama juga berarti pengarang hanya bertindak sebagai pelaku sampingan atau tambahan dan membiarkan tokoh lain menjadi pelaku utama.
2.      Sudut Pandang Orang Ketiga
Jika seorang pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga, berarti si pengarang tidak ikut dalam sebuah cerita dan hanya berdiri di luar cerita. Jika sebuah cerita diibaratkan sebuah taman bunga, maka sudut pandang orang ketiga berarti pengarang berdiri di luar pagar "taman bunga" dan hanya bertindak sebagai pengamat saja. Ciri-ciri sudut pandang orang ke tiga adalah penggunaan kata ganti orang ketiga dalam sebuah cerita misalnya: dia, ia, atau nama tokoh disebutkan langsung.
Sudut pandang orang ketiga dibedakan menjadi 2, yaitu sudut pandang orang ketiga serba tahu dan sudut pandang orang ketiga terbatas.

Dalam praktik di lapangan ketika guru menjelaskan tentang sudut pandang (point of view) ternyata beberapa murid masih kebingungan dalam membedakan antara sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. 

Nah pasti penasaran apa itu  RUMUS CINTA SEGITIGA ? dan apa hubungannya dengan sudut pandang (point of view)? Berikut penjelasannya:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsl23n6JCFfMpIEhuTulxHrDYD19FCuWztxGqYdrLnthJKI-BoPF5NAJfvlna099ypd0yeCa-o6M3F5mZ8TzA3Ss-bV6Sz1Xar43q4KCGfwGELSNxjnaB0jhy3POSJDODqxzUBEgjfVg4c/s400/RumusCintaSegi3.jpgDalam cinta segita tiga pasti terjadi antara aku, kau, dan dia. Dan jika digambarkan kira-kira seperti ini:













Dari gambar di atas dapat dilihat 1. Aku, 2. Kau, dan 3.Dia.
Nah setelah melihat gambar tersebut, maka dengan mudah kita dapat menentukan bahwa yang dimaksud dengan sudut pandang orang pertama berarti menggunakan nomor 1. (ciri-cirinya menggunakan 1. Aku (saya, gue, aye, gua) dan sudut pandang orang ketiga berarti menggunakan nomor 3 (ciri-cirinya menggunakan 3. Dia (ia, atau nama tokoh disebutkan langsung).
g.       Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.
h.      Gaya Bahasa (Permajasan)
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis
Namun yang menjadi catatan adalah: Gaya bahasa atau majas yang sering muncul dalam soal-soal tes adalah Gaya Bahasa Perbandingan, antara lain: metafora, personifikasi dan simile, serta Gaya Bahasa Pertentangan, yaitu: hiperbola, litotes, dan ironi.

2.    Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar. Yang termasuk unsur ekstrinsik novel antara lain:
a.       Biografi Pengarang
b.      Latar Belakang Pengarang (latar belakang budaya, sosial, dan agama)
c.       Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra (nilai moral, pendidikan, agama, psikologis, dan lain-lain)

borobudur

borobudur