BEBERAPA MAKNA DALAM BAHASA INDONESIA
A. Makna Leksikal dan
Makna Gramatikal
Makna
leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya
dalam sebuah struktur (frase klausa atau kalimat).
Contoh:
rumah
: bangunan untuk tempat tinggal manusia
makan
: mengunyah dan menelan sesuatu
makanan
: segala sesuatu yang boleh dimakan
Makna
leksikal kata-kata tersebut dimuat dalam kamus. Makna gramatikal (struktur)
ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan,
pemajemukan).
Contoh:
berumah
: mempunyai rumah
rumah-rumah
: banyak rumah
rumah
makan : rumah tempat makan
rumah
ayah : rumah milik ayah
B. Makna Denotasi dan
Konotasi
Makna
denotatif (referensial) ialah makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau
makna dasarnya.
Contoh:
merah
: warna seperti warna darah.
ular
: binatang menjalar, tidak berkaki, kulitnya bersisik.
Makna
konotatif (evaluasi) ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa
nilai rasa atau gambar tertentu.
Contoh:
Makna
dasar
Makna tambahan
(denotasi)
(konotasi)
merah
: warna ………………………. berani; dilarang
ular
: binatang ……………………..menakutkan/ berbahaya
Makna
dasar beberapa kata misalnya: buruh, pekerjaan, pegawai, dan karyawan, memang
sama, yaitu orang yang bekerja, tetapi nilai rasanya berbeda. Kata buruh dan
pekerja bernilai rasa rendah/ kasar, sedangkan pegawai dan karyawan bernilai
rasa tinggi.
Konotasi
dapat dibedakan atas dua macam, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif.
Contoh:
Konotasi
positif
Konotasi negatif
suami
istri
laki bini
tunanetra
buta
pria
laki-laki
Kata-kata
yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan kata-kata
yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra.
C. Hubungan Makna
1.
Sinonim
Sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna
yang sama atau hampir sama.
Contoh:
a. yang sama
maknanya
sudah - telah
sebab - karena
amat - sangat
b. yang hampir
sama maknanya
untuk – bagi – buat – guna
cinta – kasih – sayang
melihat – mengerling – menatap – menengok
2.
Antonim
Antonim
ialah kata-kata yang berlawanan maknanya/ oposisi.
Contoh:
besar >< kecil
ibu
>< bapak
bertanya
>< menjawab
3.
Homonim
Homonim
ialah dua kata atau lebih yang ejaannya sama, lafalnya sama, tetapi maknanya
berbeda.
Contoh:
bisa I : racun
bisa II : dapat
kopi I : minuman
kopi II : salinan
4.
Homograf
Homograf adalah dua kata atau lebih yang tulisannya
sama, ucapannya berbeda, dan maknanya berbeda.
Contoh:
tahu :
makanan
tahu :
paham
teras : inti
kayu
teras :
bagian rumah
5.
Homofon
Homofon ialah dua kata atau lebih yang tulisannya
berbeda, ucapannya sama, dan maknanya berbeda.
Contoh:
bang
dengan bank
masa dengan massa
6.
Polisemi
Polisemi ialah suatu kata yang memilki makna banyak.
Contoh:
a. Didik jatuh
dari sepeda.
b. Harga tembakau jatuh.
c.
Peringatan HUT RI ke-55 jatuh hari Minggu.
d. Setiba di rumah
dia jatuh sakit.
e. Dia jatuh
dalam ujiannya.
7.
Hiponim
Hiponim
ialah kata-kata yang tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinatnya/
hipernim (kelas atas).
Contoh:
Kata bunga merupakan superordinat, sedangkan mawar, melati, anggrek, flamboyan,
dan sebagainya merupakan hiponimnya. Hubungan mawar, melati, anggrek, dan
flamboyan disebut kohiponim.
D. Makna Idiomatis
Idiom ialah ungkapan bahasa berupa gabungan kata
(frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan unsur
makna yang membentuknya.
Contoh:
(1) selaras dengan
(2)
membanting tulang
insaf
akan
bertekuk lutut
berbicara tentang
mengadu domba
Pada
contoh (1) terlihat bahwa kata tugas dengan, akan, tentang, dengan
kata-kata yang digabungkannya merupakan ungkapan tetap. Jadi, tidak tepat jika
diubah atau digantikan, misalnya menjadi:
selaras tentang
insaf
dengan
berbicara
akan
Demikian
pula contoh (2), idiom-idiom tersebut tidak dapat diubah misalnya menjadi:
membanting
kulit
bertekuk
paha
mengadu
kambing
E. Perubahan Makna
1. Perluasan Makna (generalisasi)
Perluasan
makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih
umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama.
Contoh:
makna
lama
makna baru
bapak: orang tua
laki-laki
semua orang laki-laki
yang lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi.
saudara:
anak yang sekandung semua orang yang sama umur/
derajat.
2.
Penyempitan Makna (Spesialisasi)
Penyempitan
makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/
sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula).
Contoh:
makna
lama:
makna baru:
sarjana
: cendikiawan
.
lulusan perguruan tinggi
pendeta
: orang yang berilmu
guru Kristen
madrasah
:
sekolah
sekolah agama Islam
3.
Peninggian Makna (ameliorasi)
Peninggian
makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih
tingg/ hormat/ halus/ baik nilainya daripada makna lama.
Contoh:
makna
lama:
makna baru:
bung
: panggilan kepada orang laki-laki panggilan kepada pemimpin
putra
: anak
laki-laki
lebih tinggi daripada anak
4.
Penurunan Makna (Peyorasi)
Penurunan
makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih
rendah/ kurang baik/ kurang menyenangkan nilainya daripada makna lama.
Contoh:
makna
lama:
makna baru:
bini:
perempuan yang sudah
dinikahi
lebih rendah daripada istri/ nyonya
bunting:
mengandung
lebih rendah dari kata hamil
5.
Persamaan (asosiasi)
Asosiasi
ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan
makna baru.
Contoh:
makna
lama:
makna baru:
amplop
: sampul surat
uang sogok
bunga
:
kembang
gadis cantik
Mencatut:
mencabut dengan catut menarik keuntungan
6.
Pertukaran (sinestesia)
Sinestesia
ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda dari
indera penglihatan ke indera pendengar, dari indera perasa ke indera pendengar,
dan sebagainya.
Contoh:
suaranya
terang sekali (pendengaran penglihatan)
rupanya
manis
(penglihat perasa)
namanya
harum
(pendengar pencium)
F. Kata Umum dan
Kata Khusus
Kata
umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal,
sedangkan kata khusus ialah kata yang sempit/ terbatas ruang lingkupnya.
Contoh:
Umum
: Darta menggendong adiknya sambil membawa buku dan sepatu.
Khusus
: Darta menggendong adiknya sambil mengapit buku dan sepatu.
Umum
: Bel berbunyi panjang
tanda pelajaran habis.
Khusus
: Bel berdering
panjang tanda pelajaran habis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar