Parodi Mataraman
“ J E N G M E N U L ”
karya : Puthut Buchori
Adegan 1
JENG
MENUL
Perkenalkan, nama saya Rumenul Setyo Kinasih.
Usia dua puluh satu tahun. Pekerjaan, penjual Bubur asyoi. Enak lho.
Musik menghentak, dan
sandiwarapun di mulai. orang-orang berlalu lalang membicarakan jeng menul
juragan bubur yang sangat laris, dan pembelinya rata-rata lelaki, sehingga
membuat para istri curiga, ada apa di balik bubur menul.
Ini hanyalah parodi
Tentang kisah orang pinggiran
Sukses di kota, sehingga banyak di suka orang
Tentang orang yang hanya cari makan
Namun di perdebatkan, didiskusikan
Sampai orang gedongan
Sampai orang atasan
Inilah kisah tentang orang
Tentang seseorang yang bernama
Jeng menul
Jeng, jeng, jeng, bubure jeng.
Di pasar, di jalan, di rumah semua orang
membicarakan jeng menul.
MAT
KRANJANG
Sudah tho mbokne, pagi ini biar saya saja
yang membelikan bubur buat si thole, sekali-sekali mbokne istirahat saja di
rumah.
MBOK
TOMBLOK
Alah, padune...
MAT
KRANJANG
Padune apa
MBOK
TOMBLOK
beralasan momong si thole, beralasan beli
bubur..., lak ya hanya padune tho ?
MAT
KRANJANG
Padune apa tho ?
MBOK
TOMBLOK
Sampeyan hanya pingin nginjen eseme bakule
tho ?
MAT
KRANJANG
Ah pitenah itu, Negatip tingking, berburuk
sangka...
MBOK
TOMBLOK
Lha memang beli nya bubur di tempat siapa?
MAT
KRANJANG
Jeng Menul.
MBOK
TOMBLOK
Wha lha dalah, lak tenan tho. Hanya mung
pingin ketemu si menul, seperti halnya lelaki-lelaki lain.
MAT
KRANJANG
Lha lihat gelunganmu sudah sepet je....
MBOK
TOMBLOK
Weh kurang ajar, lelaki semprul,
berani-beraninya omong begitu. Kurang ajar.
Mbok Tomblok terus menerus memaki suaminya yang mata
keranjang. dan keduanya ngeloyor pergi. sementara dilain tempat.
ARJO
ANGGUR
Mana bune, minta duwit, aku sudah lapar
banget je.
YU
GIYAT
Duwit apa ?
ARJO
ANGGUR
Ya duwit yang masih payu tho. Aku sudah
ngelih banget je, aku sudah kesusu sarapan bubur je.
YU
GIYAT
Kesusu sarapan apa kesusu jeng menul...
ARJO
ANGGUR
Sudah tho jangan cerigis, kasih aku duwit.
YU
GIYAT
Duwitnya mbahmu apa? Wong lanang kok ora
gablek duwit. Mbok bekerja, apa kek, nguli kek, dagang kek, ngamen kek, mburuh
kek...
ARJO
ANGGUR
Kak kek, kak kek ! Aku ini kakekmu apa,
(MEREBUT DOMPET YU GIYAT ISTRINYA) mana duwitnya... (BURU-BURU PERGI KE TEMPAT
JENG MENUL)
YU
GIYAT
Oh dasar tekek, bayi buaya, sudah tidak
bekerja, makan terus duwit istrinya, tekek elek, biar kejepit kelek sampeyan,
raisa melek. (MENGUMPAT TERUS, DAN PERGI KE ARAH LAIN).
Sementara
di lain tempat, dul geplak dan nini sunyi istrinya, serta dal gaplek dan
cempluk tunangannya, keheranan memandang orang yang berduyun-duyun ke arah
rumah bakul bubur jeng menul.
CEMPLUK
Kang kamu jangan ikut-ikutan mbubur di tempat si menul lho?
DAL GAPLEK
Memang kenapa ?
CEMPLUK
Pokoknya jangan.
DAL GAPLEK
kamu nglarang-nglarang begini pluk, yang malah bikin aku penasaran.
Sebenarnya ada apa sih dengan Menul, kok buburnya laris banget, kok yang antri
sampai berjubel, uyuk-uyukan, umpuk-umpukan. Aku bukannya pingin buburnya,
hanya pingin lihat unteg-unteganya itu lho.
CEMPLUK
Sama saja !
DUL GEPLAK
Sudah, sudah.
NINI SUNYI
Ho oh, mbok sudah.
DUL GEPLAK
sekarang lebih baik, kita semua saja bareng- bareng menginjen di warung
buburnya menul.
CEMPLUK
Lho kok malah begitu kang geplak ?
DUL
GEPLAK
Lha ya begitu saja, yang aman, dari pada
gaplek penasaran tapi kamu larang, atau dari pada saya berangkat juga
menginjen, tapi istri saya nini sunyi ini curiga? Lebih baik kita bersama-sama
saja. Supaya tidak ada syak wasangka.
NINI
SUNYI
Ayo siapa takut.
Berempat kemudian menuju warung jeng menul. di lain
tempat. mas romo sedang memanas-manasi para istri untuk protes ke denmas
lemuduso, agar menghentikan kegiatan
jeng menul jualan bubur.
MAS
ROMO
keadaan saat ini sudah gawat bin genting,
jamannya sudah edan bin sinting. Masak ada
penindasan smacam ini kok di biarkan saja, masak ada penjajahan hak-hak
perempuan kok di cueki saja. Sampeyan-sampeyan di sini merasa terjajah tho ?
betul ?
PARA
WANITA
Betul !!
MAS
ROMO
Ini yang namanya ketidak adilan,
sampeyan-smpeyan para istri sudah di lecehkan. Masak karena keadaan
sampeyan-sampeyan terkalahkan oleh esemnya si menul. Betul ?
PARA WANITA
Betul !!
MAS ROMO
Nah ini yang harus di
tegagkan, keadilan yang ini harus dijejegkan, masak kita orang-orang kecil
seperti kita tak pernah diperhatikan. Betul ?
PARA
WANITA
Betul !!
YU GIYAT
Saya setuju kalau kita harus protes ke hadapan mas lurah. Ini sudah
kebangeten, masak bojo saya itu sudah nggak nyambut gawe, Ora gablek duwit.
kalau pagi-pagi sudah nyarap ke warung buburnya si menul.
MBOK TOMBLOK
sama. Sama itu, sama dengan suamiku. Dengan alasan momong si thole,
dengan dalih ndulang si thole, e.. lha kok ternyata hanya pingin memandang
eseme bakule, si menul. Aku kan
jadi keki.
WANITA 1
memang lelaki itu dimana saja sama. Bapaknya anak-anak itu juga jas
buka iket blangkon, sama jugak sami mawon. Pagi-pagi kalo di suruh nimba air:
males. Kalo di suruh cari kayu bakar: Masih ngantuk. Kalo di suruh gegenen:
Nanti-nantii saja, katanya. Tetapi kalu di suruh beli bubur tempatnya menul:
mak jegagik, ngadeg jejeg, jlenthir…. Mlayu banter. Gendeng… gendeng tenan kok
ini.
WANITA 2
menul memang biyang kerok.
WANITA 3
Menul ki pancen semprul.
WANITA 4
ya sembrono.
WANITA 5
Di usir saja !
WANITA 6
Jangan, kasihan, di karantinan saja.
WANITA 2
memangnya kewan. Di pasung saja.
WANITA 5
Hus, sadis.
WANITA 4
Lantas diapakan.
MAS ROMO
kita serahkan saja pada denmas Lemuduso, biar beliau yang mengadili,
karena hal ini sudah menyangkut kestabilitasan nasional lho. Ini sudah
menyangkut masalah negara lho.
YU GIYAT
Wah.. wah.. sampai segitu tho..
Mas Romo
Lha iya, ini berarti sudah meresahkan
masyarakat, dan keresahan masyarakat, adalah sudah urusan aparat, jangan main
hakim sendiri. Jadi mari kita bulatkan tekat: kita giring menul ke hadapan
denmas lemuduso, pimpinan kita.
PARA
WANITA
Sepakat, ayo !
MAS
ROMO
Kalau kalian telah sepak, aku akan menyiapkan
gerobagku, kalian semua boleh nebeng ke gerobagku, kita giring menul ke hadapan
aparat. (MENINGGALKAN PARA WANITA)
PARA
WANITA (SALING BERSAUTAN)
wah ini pasti sip… semoga saja bisa adil..
kalau saya sih yang penting bojoku itu insap… iya ben ora medhok wae… ayo kita
siap-siap.. ya kita kunci rumah dulu…
YU
GIYAT
Sik.. sik… sik… sederek-sederek para wadhon
sedoyo, sik harap tenang sebentar, saya itu masih curiga je….
PARA
WANITA (BERSAHUTAN)
curiga apa yu,.. curiga pada siapa.. apa yang
di curigai.. apa menul.. apa malah mas Romo…
YU
GIYAT
Nah itu yang saya curigai…
PARA
WANITA
Siapa yu ?
YU
GIYAT
Ya mas room itu, kok semangat-semangatnya ngompori
kita para wanita, kok rela-relanya membantu kita menyusun scenario demonstrasi,
bahkan sampai rela menyediakan transportasi segala…. Pasti ada apa-apanya ini…
WANITA
6 :
Ada Apa dengan mas Romo ya ?
MBOK
TOMBLOK
O.. I know.. I know… Mas room itu kan juga sama-sama
juragan bubur tho, dia pasti ingin menyingkirkan si menul. Supaya dia tidak
punya saingan, biar dia bias kembali laris. Kan akhir-akhir ini pelangganya sudah pada
kabur.
WANITA
3
Bisa juga.
YU
GIYAT
Memang bias juga begitu, makanya kita janagan
mau di tunggangi..
WANITA
2
Masak kita mau di tunggangi mas room, ya
jelas emoh. Memangnya mas room itu siapa, nunggangi kita.
YU
GIYAT
Husy !
Pikiranmu reget ! Maksudnya di tunggangi itu adalah di peralat. Kita tetap akan
memperjuangkan hak-hak kita, tetapi jangan sampai di ikuti
kepentingan-kepentingan lain, seperti kepentingan pribadinya mas romo.
WANITA
2
Lha terus kita sekarang bagaimana.
WANITA
1
Saya ada usul, bagaimana kalau kita ber
konsultasi dulu pada mbah angin anginan, jelek jelek begitu dia itu sesepuh
kita lho, dia paranormal, tahu banyak hal.
Para Wanita : ya.. ya… setuju.. bagus itu.. ayo kita
ketempat mbah angin anginan.. ayo ayo…
Secara tiba tiba mbah angin anginan muncul di
tengah-tengah mereka.
PARA
WANITA
Wah hebat kowe mbah… ampuh tenan sampeyan…
sakti… TOP BGT… pancen sipp.
MBAH
ANGIN ANGINAN
Ada apa tho kok saya
di elu-elukan, kaya artis saja.
WANITA
5
Ya solanya sampeyan pancen sekti kok mbah. Mosok baru di rasani sudah
langsung muncul di tengah kita…
WANITA
3
Panjenengan memang punya telepati yang kuat
kok mbah
WANITA
2
Weruh sak durunge winarah.
WANITA
1
Caranya gimana tho mbah.
Mbah Angin Anginan : waduh.. waduh.. waduh.. kok pertanyaannya begitu bertubi-tubi,
seperti sepur kluthuk kehilangan rem.
WANITA
4
Salahnya sampeyan sekti, jadi kami heran dan
bertanya-tanya tentang kesaktian simbah.
MBAH
ANGIN ANGINAN
Sakti apa ?
PARA
WANITA
Ya Sakti, tanpa di panggil sudah hadir
sendiri.
MBAH
ANGIN ANGINAN
Itu Namanya bukan sakti…
PARA
WANITA
Lantas apa ?
MBAH
ANGIN ANGINAN
Lho kan
memang aturan naskahnya seperti itu, kata sutradaranya harus begitu…
PARA
WANITA
Hu.. dasar simbah…
MBAH
ANGIN ANGINAN
Sudah.. sudah.. ada apa.. ayo plis talking
about. Ceritakan pada simbah, kok kalian semua brukut banget. Wajahnya wajah
wajah susah, biarpun negara sedang susah kita harus tetep berwajah cerah… ayo
siapa dulu yang mau bicara.
YU
GIYAT
begini mbah, kami para istri ini akan
berkonsultasi dengan simbah…
MBAH
ANGIN ANGINAN
Nah ! Maka berkonsultasilah, niscaya
pikirannya menjadi plong.
YU
GIYAT
Begini mbah, sak ploknya jeng menul itu
jualan bubur, lak suasana jadi tidak menyenangkan.
MBAH
ANGIN ANGINAN
Kok Bisa ?
YU
GIYAT
Ya memang Bisa mbah. Sejak itu para suami
jadi rajin bangun pagi..
MBAH
ANGIN ANGINAN
Bagus itu…
YU
GIYAT
Tetapi bangun pagi tidak lantas untuk
bekerja, tetapi untuk sarapan bubur sambil menikmati esemnya jeng menul.
MBAH
ANGIN ANGINAN
lha terus apanya yang salah, yang mana yang
salah ?
MBOK
TOMBLOK
Ya terang jeng menul itu tho mbah.
MBAH
ANGIN ANGINAN
apanya yang salah, apa jualan bubur itu
salah, dosa, dan harus di penjara…
WANITA
6
mesam-mesemnya itu lho mbah.
MBAH
ANGIN ANGINAN
Wha lha dalah ! apa mesam-mesem itu tidak
boleh, mesam mesem itu di larang, apa pernah ada undang-undangnya. Barang siapa
mesam-mesem di depan umum, akan di penjara ?
WANITA
5
Esem yang bikin lelaki kepincut itu lho mbah…
MBAH
ANGIN ANGINAN
Apa kalau suami-suami kalian itu kepincut,
apa itu salahnya menul, kenapa kalian tidak menyalahkan suami kalian saja…
WANITA
2
Lha sebab, yang menjadi musababnya si menul…
MBAH
ANGIN ANGINAN
Lha apa kalau begitu, terus si menul yang
harus dipersalahkan? Ngawur kamu. Kalau simbah…, ini kalau simbah lho, sekali
lagi kalo simbah. Dengan kejadian seperti itu, seharusnya justru kita yang
mawas diri, intropeksi..
WANITA
2
Introspeksi mbah…
MBAH
ANGIN ANGINAN
Ya intropeksi, kita kembali melihat kepada
diri kita sendiri, apa tho yang kurang pada diri kita, sehingga suamiku
meninggalkan aku, sehingga suamiku bosan dengan ku, apa kita kurang bersolek,
kurang ayu. Dulu waktu masih yang-yangan dandan mati-matian, dan setelah rabi
malah nglomprot blas ratau dandan. Kok suami suka sarapan di luar, apa masakan
kita kurang enak? Kalau kurang enak ya belajar masak, biar suami dan anak betah
dan suka makan di rumah. Tak ada salahnya kita melihat kembali pada diri kita,
tidak asal menyalahklan orang lain. Tapi cobalah menghargai orang lain.
WANITA
1
Lha kami sudah terlanjur dikompori untuk
demonstrasi je mbah,..
MBAH
ANGIN ANGINAN
siapa yang ngompori ?
YU
GIYAT
Mas Romo itu lho mbah…
MBAH
ANGIN ANGINAN
Walah.. walah.. Gusti Allah Pangeran.. Mas
Romo ?
PARA
WANITA
Iya mbah.
MBAH
ANGIN ANGINAN
Mas romo itu kan orang sudah mapan, dagangan buburnya
juga sudah laris, kok ya takut kesaing… romo… romo… kok ya sempat-sempatnya
kamu dolanan kompor, kalo kebakar jenggotmu baru tahu rasa kamu.
PARA
WANITA
Gimana mbah…. ?
MBAH
ANGIN ANGINAN
ya teruskan saja kalau memang sudah begitu.
Tapi nggak usah pake emongsi. Di niati sowan saja, siapa tau denmas lemuduso
ada jalan keluar yang lebih baik.
PARA
WANITA
Ya mari kita berangkat…
MBAH
ANGIN ANGINAN
Ya silahken… simbah turut mendoakan saja…
Para
wanita bergegas menuju rumah denmas lemuduso.tinggal mbah angin anginan, yang
kemudian muncul dul geplak, dal gaplek, nini sunyi dan cempluk.
DUL
GEPLAK
Lho.. lho mau pada kemana orang-orang itu
mbah ?
MBAH
ANGIN ANGINAN : Mau sowan…
DUL
GEPLAK
Kok Rombongan, memangnya ada wigati apa mbah,
kok pada njanur gunung.
MBAH
ANGIN ANGINAN
Itu… pada ngrembugi si menul.
CEMPLUK
Menul maneh.. menul maneh…
DAL
GAPLEK
Husy diam tho. Si menul kenapa..
MBAH
ANGIN ANGINAN
Ya tidak kenapa-kenapa, biasa-biasa saja…
NINI
SUNYI
Lha iya kenapa mbah ?
MBAH
ANGIN ANGINAN
Lha ya tidak kenapa-kenapa, hanya soal menul
saja kok di besar-besarkan. Slow sajalah. Masalah sudah tenang kok. Tunggu saja
besok di Koran.
DUL
GEPLAK
Ya sudah kalau memang tak ada apa-apa, saya
kira sampai gawat je, kok ributnya sampai ujung laut. Ya sudah kita biarkan
saja peristiwa ini berlalu begitu saja, ayo pulang…
DAL
GAPLEK
Lho kok begitu saja tho kang, katanya kita
mau ngikuti beritanya…
DUL
Ya kalau kamu mau ngikuti, ya ikuti saja…
Mbah angin angin, dul geplak, nini sunyi, dan
cempluk pulang ke rumah, dal gaplek penasaran menyusul kerumah denmas lemuduso.
Di rumah den mas lemuduso, telah berkumpul para suami.
MAT
KRANJANG
Wah pokoknya yang namanya menul itu, pancen
oks
banget denmas. Sip, bijinya bisa sepuluh.
ARJO
ANGGUR
Namanya saja menul, pasti di jamin mendat
mentul kalu melihatnya.
LELAKI
1
Jaminan mutu…
LELAKI
2
Anti Bocor…
LELAKI
3
Nggak bakalan ngecawakan den mas..
ARJO
ANGGUR
Kalau den mas berkehendak, bisa saya
perkenalkan, saya cukup dekat kok.
MAT
KRANJANG
Alaah.. SKSD PALAPA kamu, sok kenal, sok
dekat, padahal tidak tahu apa apa. Ntar biar saja den mas yang memperkenalkan,
saya cukup lama kenalnya, du pernah satu sekolahan kok dengan saya.
LELAKI
1
Saja juga kenal.
LELAKI
2
Saya Juga dekat.
ARJO
ANGGUR
Untuk denmas , untuk panjenengan segalanya
deh.
Tanpa
di duga para wanita telah datang bersama menul.
PARA
WANITA
Kulo nuwun…
PARA
LELAKI (BERSAHUTAN)
Lho.. lho.. kok pada nyusul ke sini.. walah malah bareng menul
segala.. ada apa ini.. kok berombongan..
wah payah ini.. wah… wah… mampus aku… bajiguri….
PARA
WANITA (BERSAHUTAN)
Lho kok sudah ada pada di sini.. pasti
rembugan tentang kita ini… pasti pada ngrasani menul ini.. kok tidak
biasa-biasanya… pasti ada apa-apanya ini…
YU
GIYAT
Wah kebetulan, mumpung juga ada suami kami,
kami kesini ingin sowan. Ingin berdiskusi.
JENG
MENUL
Ya, Saya dan para mbakyu-mbakyu ini akan
curhat, mengeluarkan isi hati kami, Kami ingin mempertanyakan, kenapa, kami
para wanita ini, hanya dijadikan bahan omongan, bahan gunjingan, dirasani sana, dirasani sini. Apa
salah kami, kami toh hanya menjalankan tugas kami, saya hanya berjualan bubur
untuk menghidupi ibu dan adik-adik saya kok di jadikan obyek kesalahan. Apa
saya salah, apa jual bubur itu salah. Apa saya tidak boleh jualan lagi, terus
keluarga kami harus makan apa ? saya tak punya keahlian lain selain masak
bubur.
YU
GIYAT
Sebenarnya kami para wanita ini dating ke
sini, bukan unuk menyalahkan jeng menul, juga bukan menyalahkan suami kami,
tetapi kami hanya untuk mengajak bersama-sama berinstropeksi, bermawas diri,
krmbsli mrlihst diri kita, tentang kelakuan kita, tentang tanggung jawab kita.
MBOK
TOMBLOK
Ya, kami tidak menyalahkan siapa-siapa
tentang kasus jeng menul ini, jug atidak menyalahkan mas romo yang maruk saat
ini.
DEN
MAS
Ehm. Kalau memang begitu selesailah, ya semua
biarkan berjalan dengan sendirinya. Kenapa kita hanya ngurusi hal hal sepele,
sementara banyak hal-hal penting negara yang lain belum terurusi.
MUSIK PENUTUP.
Jamane
jamane jaman gedeng
Sing
ragendeng rabakal melu mudeng
Jamane
jamane jaman susah
Meski
susah awake tetep kudu cerah
Yang
terjadi biarlah kita lakoni dengan semangat
Kita
songsong hari depan dengan harapan
Dan
bukan dengan ketiduran.
Puthut buchori
Gowongan, 26 Juni 2003.
[mementaskan
naskah drama ini harus ada pemberitahuan kepada penulis]
Tentang Puthut Buchori
Nama Lengkap Puthut Buchori Ali Marsono, Kelahiran 6 September 1971. Alumni
Jurusan teater ISI Yogyakarta, Selain Menjadi Direktur Artistik
Bandungbondowoso ready on stage, Juga direktur Artistik di Teater MASA
Jokjakarta, Perfomance Artist Post Punk Perfomance, dan bekerja secara freelance
pada beberapa kelompok kesenian. Saat ini aktif menjadi konseptor dan pemimpin
redaksi Underground Buletin Sastra ASK [Ajar Sastra Kulonprogo]. Berteater
sejak kelas satu SMP di teater JIWA Yogyakarta pimpinan Agung Waskito ER. Telah
Berproses teater lebih dari 100 repertoar, baik sebagai sutradara, pemain, tata
artistik maupun tata lampu. Pernah membina kelompok teater, antara lain :
Teater MAN Yogyakarta 1, Teater Puspanegara SMUN 5 Yogyakarta, SMUN 1 Depok
Sleman Yogyakarta, Teater Cassello SMUN 1 Wates Kulonprogo Yogyakarta, Teater
Thinthing Wates Kulonprogo Yogyakarta, SMU Kolese GONZAGA Jakarta (event
tertentu), Kolese LOYOLA Semarang Jateng (event Tertentu). Teater Sangkar UPN
Veteran Yogyakarta, Teater RAI ISI Yogyakarta, Teater DOEA KATA ISI Yogyakarta,
dan saat ini sedang merintis kelompok teater di Wates Kulonprogo Yogyakarta.
Tinggal di Gowongan Kidul Jt3/412 Yogyakarta, HP. 08179417613,
e-mail:masa_teater@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar