Selasa, 18 September 2012

Naskah Drama_JENG MENUL


Parodi Mataraman
“ J E N G   M E N U L ”
karya : Puthut Buchori

Adegan 1

JENG MENUL
Perkenalkan, nama saya Rumenul Setyo Kinasih. Usia dua puluh satu tahun. Pekerjaan, penjual Bubur asyoi. Enak lho.

Musik menghentak, dan sandiwarapun di mulai. orang-orang berlalu lalang membicarakan jeng menul juragan bubur yang sangat laris, dan pembelinya rata-rata lelaki, sehingga membuat para istri curiga, ada apa di balik bubur menul.

Ini hanyalah parodi
Tentang kisah orang pinggiran
Sukses di kota, sehingga banyak di suka orang
Tentang orang yang hanya cari makan
Namun di perdebatkan, didiskusikan
Sampai orang gedongan
Sampai orang atasan
Inilah kisah tentang orang
Tentang seseorang yang bernama
Jeng menul
Jeng, jeng, jeng, bubure jeng.

Di pasar, di jalan, di rumah semua orang membicarakan jeng menul.

MAT KRANJANG
Sudah tho mbokne, pagi ini biar saya saja yang membelikan bubur buat si thole, sekali-sekali mbokne istirahat saja di rumah.

MBOK TOMBLOK
Alah, padune...

MAT KRANJANG
Padune apa

MBOK TOMBLOK
beralasan momong si thole, beralasan beli bubur..., lak ya hanya padune tho ?

MAT KRANJANG
Padune apa tho ?

MBOK TOMBLOK
Sampeyan hanya pingin nginjen eseme bakule tho ?

MAT KRANJANG
Ah pitenah itu, Negatip tingking, berburuk sangka...

MBOK TOMBLOK
Lha memang beli nya bubur di tempat siapa?

MAT KRANJANG
Jeng Menul.

MBOK TOMBLOK
Wha lha dalah, lak tenan tho. Hanya mung pingin ketemu si menul, seperti halnya lelaki-lelaki lain.

MAT KRANJANG
Lha lihat gelunganmu sudah sepet je....

MBOK TOMBLOK
Weh kurang ajar, lelaki semprul, berani-beraninya omong begitu. Kurang ajar.

Mbok Tomblok terus menerus memaki suaminya yang mata keranjang. dan keduanya ngeloyor pergi. sementara dilain tempat.

ARJO ANGGUR
Mana bune, minta duwit, aku sudah lapar banget je.

YU GIYAT
Duwit apa ?

ARJO ANGGUR
Ya duwit yang masih payu tho. Aku sudah ngelih banget je, aku sudah kesusu sarapan bubur je.

YU GIYAT
Kesusu sarapan apa kesusu jeng menul...

ARJO ANGGUR
Sudah tho jangan cerigis, kasih aku duwit.

YU GIYAT
Duwitnya mbahmu apa? Wong lanang kok ora gablek duwit. Mbok bekerja, apa kek, nguli kek, dagang kek, ngamen kek, mburuh kek...

ARJO ANGGUR
Kak kek, kak kek ! Aku ini kakekmu apa, (MEREBUT DOMPET YU GIYAT ISTRINYA) mana duwitnya... (BURU-BURU PERGI KE TEMPAT JENG MENUL)

YU GIYAT
Oh dasar tekek, bayi buaya, sudah tidak bekerja, makan terus duwit istrinya, tekek elek, biar kejepit kelek sampeyan, raisa melek. (MENGUMPAT TERUS, DAN PERGI KE ARAH LAIN).

Sementara di lain tempat, dul geplak dan nini sunyi istrinya, serta dal gaplek dan cempluk tunangannya, keheranan memandang orang yang berduyun-duyun ke arah rumah bakul bubur jeng menul.

CEMPLUK
Kang kamu jangan ikut-ikutan mbubur di tempat si menul lho?

DAL GAPLEK
Memang kenapa ?

CEMPLUK
Pokoknya jangan.

DAL GAPLEK
kamu nglarang-nglarang begini pluk, yang malah bikin aku penasaran. Sebenarnya ada apa sih dengan Menul, kok buburnya laris banget, kok yang antri sampai berjubel, uyuk-uyukan, umpuk-umpukan. Aku bukannya pingin buburnya, hanya pingin lihat unteg-unteganya itu lho.

CEMPLUK
Sama saja !

DUL GEPLAK
Sudah, sudah.

NINI SUNYI
Ho oh, mbok sudah.

DUL GEPLAK
sekarang lebih baik, kita semua saja bareng- bareng menginjen di warung buburnya menul.

CEMPLUK
Lho kok malah begitu kang geplak ?

DUL GEPLAK
Lha ya begitu saja, yang aman, dari pada gaplek penasaran tapi kamu larang, atau dari pada saya berangkat juga menginjen, tapi istri saya nini sunyi ini curiga? Lebih baik kita bersama-sama saja. Supaya tidak ada syak wasangka.

NINI SUNYI
Ayo siapa takut.

Berempat kemudian menuju warung jeng menul. di lain tempat. mas romo sedang memanas-manasi para istri untuk protes ke denmas lemuduso, agar menghentikan  kegiatan jeng menul jualan bubur.

MAS ROMO
keadaan saat ini sudah gawat bin genting, jamannya sudah edan bin sinting.  Masak ada penindasan smacam ini kok di biarkan saja, masak ada penjajahan hak-hak perempuan kok di cueki saja. Sampeyan-sampeyan di sini merasa terjajah tho ? betul ?

PARA WANITA
Betul !!

MAS ROMO
Ini yang namanya ketidak adilan, sampeyan-smpeyan para istri sudah di lecehkan. Masak karena keadaan sampeyan-sampeyan terkalahkan oleh esemnya si menul. Betul ?

PARA WANITA
Betul !!

MAS ROMO
Nah ini yang harus di tegagkan, keadilan yang ini harus dijejegkan, masak kita orang-orang kecil seperti kita tak pernah diperhatikan. Betul ?

PARA WANITA
Betul !!

YU GIYAT
Saya setuju kalau kita harus protes ke hadapan mas lurah. Ini sudah kebangeten, masak bojo saya itu sudah nggak nyambut gawe, Ora gablek duwit. kalau pagi-pagi sudah nyarap ke warung buburnya si menul.

MBOK TOMBLOK
sama. Sama itu, sama dengan suamiku. Dengan alasan momong si thole, dengan dalih ndulang si thole, e.. lha kok ternyata hanya pingin memandang eseme bakule, si menul. Aku kan jadi keki.

WANITA 1
memang lelaki itu dimana saja sama. Bapaknya anak-anak itu juga jas buka iket blangkon, sama jugak sami mawon. Pagi-pagi kalo di suruh nimba air: males. Kalo di suruh cari kayu bakar: Masih ngantuk. Kalo di suruh gegenen: Nanti-nantii saja, katanya. Tetapi kalu di suruh beli bubur tempatnya menul: mak jegagik, ngadeg jejeg, jlenthir…. Mlayu banter. Gendeng… gendeng tenan kok ini.

WANITA 2
menul memang biyang kerok.

WANITA 3
Menul ki pancen semprul.

WANITA 4
ya sembrono.

WANITA 5
Di usir saja !

WANITA 6
Jangan, kasihan, di karantinan saja.

WANITA 2
memangnya kewan. Di pasung saja.

WANITA 5
Hus, sadis.

WANITA 4
Lantas diapakan.

MAS ROMO
kita serahkan saja pada denmas Lemuduso, biar beliau yang mengadili, karena hal ini sudah menyangkut kestabilitasan nasional lho. Ini sudah menyangkut masalah negara lho.

YU GIYAT
Wah.. wah.. sampai segitu tho..
Mas Romo
Lha iya, ini berarti sudah meresahkan masyarakat, dan keresahan masyarakat, adalah sudah urusan aparat, jangan main hakim sendiri. Jadi mari kita bulatkan tekat: kita giring menul ke hadapan denmas lemuduso, pimpinan kita.

PARA WANITA
Sepakat, ayo !

MAS ROMO
Kalau kalian telah sepak, aku akan menyiapkan gerobagku, kalian semua boleh nebeng ke gerobagku, kita giring menul ke hadapan aparat. (MENINGGALKAN PARA WANITA)

PARA WANITA (SALING BERSAUTAN)
wah ini pasti sip… semoga saja bisa adil.. kalau saya sih yang penting bojoku itu insap… iya ben ora medhok wae… ayo kita siap-siap.. ya kita kunci rumah dulu…

YU GIYAT
Sik.. sik… sik… sederek-sederek para wadhon sedoyo, sik harap tenang sebentar, saya itu masih curiga je….

PARA WANITA (BERSAHUTAN)
curiga apa yu,.. curiga pada siapa.. apa yang di curigai.. apa menul.. apa malah mas Romo…

YU GIYAT 
Nah itu yang saya curigai…

PARA WANITA     
Siapa yu ?

YU GIYAT 
Ya mas room itu, kok semangat-semangatnya ngompori kita para wanita, kok rela-relanya membantu kita menyusun scenario demonstrasi, bahkan sampai rela menyediakan transportasi segala…. Pasti ada apa-apanya ini…

WANITA 6  :
Ada Apa dengan mas Romo ya ?

MBOK TOMBLOK 
O.. I know.. I know… Mas room itu kan juga sama-sama juragan bubur tho, dia pasti ingin menyingkirkan si menul. Supaya dia tidak punya saingan, biar dia bias kembali laris. Kan akhir-akhir ini pelangganya sudah pada kabur.

WANITA 3   
Bisa juga.

YU GIYAT   
Memang bias juga begitu, makanya kita janagan mau di tunggangi..

WANITA 2   
Masak kita mau di tunggangi mas room, ya jelas emoh. Memangnya mas room itu siapa, nunggangi kita.

YU GIYAT   
 Husy ! Pikiranmu reget ! Maksudnya di tunggangi itu adalah di peralat. Kita tetap akan memperjuangkan hak-hak kita, tetapi jangan sampai di ikuti kepentingan-kepentingan lain, seperti kepentingan pribadinya mas romo.

WANITA 2   
Lha terus kita sekarang bagaimana.

WANITA 1   
Saya ada usul, bagaimana kalau kita ber konsultasi dulu pada mbah angin anginan, jelek jelek begitu dia itu sesepuh kita lho, dia paranormal, tahu banyak hal.
Para Wanita    : ya.. ya… setuju.. bagus itu.. ayo kita ketempat mbah angin anginan.. ayo  ayo…

Secara tiba tiba mbah angin anginan muncul di tengah-tengah mereka.

PARA WANITA      
Wah hebat kowe mbah… ampuh tenan sampeyan… sakti… TOP BGT… pancen sipp.

MBAH ANGIN ANGINAN 
Ada apa tho kok saya di elu-elukan, kaya artis saja.

WANITA 5   
Ya solanya sampeyan pancen  sekti kok mbah. Mosok baru di rasani sudah langsung muncul di tengah kita…

WANITA 3   
Panjenengan memang punya telepati yang kuat kok mbah

WANITA 2   
Weruh sak durunge winarah.

WANITA 1   
Caranya gimana tho mbah.
Mbah Angin Anginan : waduh.. waduh.. waduh.. kok pertanyaannya begitu bertubi-tubi, seperti sepur kluthuk kehilangan rem.

WANITA 4   
Salahnya sampeyan sekti, jadi kami heran dan bertanya-tanya tentang kesaktian simbah.

MBAH ANGIN ANGINAN           
Sakti apa ?

PARA WANITA     
Ya Sakti, tanpa di panggil sudah hadir sendiri.

MBAH ANGIN ANGINAN           
Itu Namanya bukan sakti…

PARA WANITA     
Lantas apa ?

MBAH ANGIN ANGINAN           
Lho kan memang aturan naskahnya seperti itu, kata sutradaranya harus begitu…

PARA WANITA     
Hu.. dasar simbah…

MBAH ANGIN ANGINAN           
Sudah.. sudah.. ada apa.. ayo plis talking about. Ceritakan pada simbah, kok kalian semua brukut banget. Wajahnya wajah wajah susah, biarpun negara sedang susah kita harus tetep berwajah cerah… ayo siapa dulu yang mau bicara.

YU GIYAT
begini mbah, kami para istri ini akan berkonsultasi dengan simbah…

MBAH ANGIN ANGINAN
Nah ! Maka berkonsultasilah, niscaya pikirannya menjadi plong.

YU GIYAT
Begini mbah, sak ploknya jeng menul itu jualan bubur, lak suasana jadi tidak menyenangkan.

MBAH ANGIN ANGINAN
Kok Bisa ?

YU GIYAT
Ya memang Bisa mbah. Sejak itu para suami jadi rajin bangun pagi..

MBAH ANGIN ANGINAN
Bagus itu…

YU GIYAT
Tetapi bangun pagi tidak lantas untuk bekerja, tetapi untuk sarapan bubur sambil menikmati esemnya jeng menul.

MBAH ANGIN ANGINAN
lha terus apanya yang salah, yang mana yang salah ?

MBOK TOMBLOK
Ya terang jeng menul itu tho mbah.

MBAH ANGIN ANGINAN
apanya yang salah, apa jualan bubur itu salah, dosa, dan harus di penjara…

WANITA 6
mesam-mesemnya itu lho mbah.

MBAH ANGIN ANGINAN
Wha lha dalah ! apa mesam-mesem itu tidak boleh, mesam mesem itu di larang, apa pernah ada undang-undangnya. Barang siapa mesam-mesem di depan umum, akan di penjara ?

WANITA 5
Esem yang bikin lelaki kepincut itu lho mbah…

MBAH ANGIN ANGINAN           
Apa kalau suami-suami kalian itu kepincut, apa itu salahnya menul, kenapa kalian tidak menyalahkan suami kalian saja…

WANITA 2
Lha sebab, yang menjadi musababnya si menul…

MBAH ANGIN ANGINAN
Lha apa kalau begitu, terus si menul yang harus dipersalahkan? Ngawur kamu. Kalau simbah…, ini kalau simbah lho, sekali lagi kalo simbah. Dengan kejadian seperti itu, seharusnya justru kita yang mawas diri, intropeksi..

WANITA 2
Introspeksi mbah…

MBAH ANGIN ANGINAN           
Ya intropeksi, kita kembali melihat kepada diri kita sendiri, apa tho yang kurang pada diri kita, sehingga suamiku meninggalkan aku, sehingga suamiku bosan dengan ku, apa kita kurang bersolek, kurang ayu. Dulu waktu masih yang-yangan dandan mati-matian, dan setelah rabi malah nglomprot blas ratau dandan. Kok suami suka sarapan di luar, apa masakan kita kurang enak? Kalau kurang enak ya belajar masak, biar suami dan anak betah dan suka makan di rumah. Tak ada salahnya kita melihat kembali pada diri kita, tidak asal menyalahklan orang lain. Tapi cobalah menghargai orang lain.

WANITA 1
Lha kami sudah terlanjur dikompori untuk demonstrasi je mbah,..

MBAH ANGIN ANGINAN
siapa yang ngompori ?

YU GIYAT
Mas Romo itu lho mbah…

MBAH ANGIN ANGINAN
Walah.. walah.. Gusti Allah Pangeran.. Mas Romo ?

PARA WANITA
Iya mbah.

MBAH ANGIN ANGINAN
Mas romo itu kan orang sudah mapan, dagangan buburnya juga sudah laris, kok ya takut kesaing… romo… romo… kok ya sempat-sempatnya kamu dolanan kompor, kalo kebakar jenggotmu baru tahu rasa kamu.

PARA WANITA
Gimana mbah…. ?

MBAH ANGIN ANGINAN           
ya teruskan saja kalau memang sudah begitu. Tapi nggak usah pake emongsi. Di niati sowan saja, siapa tau denmas lemuduso ada jalan keluar yang lebih baik.

PARA WANITA
Ya mari kita berangkat…

MBAH ANGIN ANGINAN           
Ya silahken… simbah turut mendoakan saja…

Para wanita bergegas menuju rumah denmas lemuduso.tinggal mbah angin anginan, yang kemudian muncul dul geplak, dal gaplek, nini sunyi dan cempluk.

DUL GEPLAK
Lho.. lho mau pada kemana orang-orang itu mbah ?

MBAH ANGIN ANGINAN            : Mau sowan…

DUL GEPLAK
Kok Rombongan, memangnya ada wigati apa mbah, kok pada njanur gunung.

MBAH ANGIN ANGINAN
Itu… pada ngrembugi si menul.

CEMPLUK
Menul maneh.. menul maneh…

DAL GAPLEK
Husy diam tho. Si menul kenapa..

MBAH ANGIN ANGINAN
Ya tidak kenapa-kenapa, biasa-biasa saja…

NINI SUNYI
Lha iya kenapa mbah ?

MBAH ANGIN ANGINAN
Lha ya tidak kenapa-kenapa, hanya soal menul saja kok di besar-besarkan. Slow sajalah. Masalah sudah tenang kok. Tunggu saja besok di Koran.

DUL GEPLAK
Ya sudah kalau memang tak ada apa-apa, saya kira sampai gawat je, kok ributnya sampai ujung laut. Ya sudah kita biarkan saja peristiwa ini berlalu begitu saja, ayo pulang…

DAL GAPLEK
Lho kok begitu saja tho kang, katanya kita mau ngikuti beritanya…

DUL
Ya kalau kamu mau ngikuti, ya ikuti saja…

Mbah angin angin, dul geplak, nini sunyi, dan cempluk pulang ke rumah, dal gaplek penasaran menyusul kerumah denmas lemuduso. Di rumah den mas lemuduso, telah berkumpul para suami.

MAT KRANJANG
Wah pokoknya yang namanya menul itu, pancen oks
banget denmas. Sip, bijinya bisa sepuluh.

ARJO ANGGUR
Namanya saja menul, pasti di jamin mendat mentul kalu melihatnya.

LELAKI 1
Jaminan mutu…

LELAKI 2
Anti Bocor…

LELAKI 3
Nggak bakalan ngecawakan den mas..

ARJO ANGGUR
Kalau den mas berkehendak, bisa saya perkenalkan, saya cukup dekat kok.

MAT KRANJANG 
Alaah.. SKSD PALAPA kamu, sok kenal, sok dekat, padahal tidak tahu apa apa. Ntar biar saja den mas yang memperkenalkan, saya cukup lama kenalnya, du pernah satu sekolahan kok dengan saya.

LELAKI 1
Saja juga kenal.

LELAKI 2
Saya Juga dekat.

ARJO ANGGUR
Untuk denmas , untuk panjenengan segalanya deh.

Tanpa di duga para wanita telah datang bersama menul.

PARA WANITA
Kulo nuwun…

PARA LELAKI (BERSAHUTAN)
Lho.. lho.. kok pada  nyusul ke sini.. walah malah bareng menul segala.. ada apa ini.. kok  berombongan.. wah payah ini.. wah… wah… mampus aku… bajiguri….

PARA WANITA (BERSAHUTAN)
Lho kok sudah ada pada di sini.. pasti rembugan tentang kita ini… pasti pada ngrasani menul ini.. kok tidak biasa-biasanya… pasti ada apa-apanya ini…

YU GIYAT
Wah kebetulan, mumpung juga ada suami kami, kami kesini ingin sowan. Ingin berdiskusi.

JENG MENUL
Ya, Saya dan para mbakyu-mbakyu ini akan curhat, mengeluarkan isi hati kami, Kami ingin mempertanyakan, kenapa, kami para wanita ini, hanya dijadikan bahan omongan, bahan gunjingan, dirasani sana, dirasani sini. Apa salah kami, kami toh hanya menjalankan tugas kami, saya hanya berjualan bubur untuk menghidupi ibu dan adik-adik saya kok di jadikan obyek kesalahan. Apa saya salah, apa jual bubur itu salah. Apa saya tidak boleh jualan lagi, terus keluarga kami harus makan apa ? saya tak punya keahlian lain selain masak bubur.

YU GIYAT
Sebenarnya kami para wanita ini dating ke sini, bukan unuk menyalahkan jeng menul, juga bukan menyalahkan suami kami, tetapi kami hanya untuk mengajak bersama-sama berinstropeksi, bermawas diri, krmbsli mrlihst diri kita, tentang kelakuan kita, tentang tanggung jawab kita.

MBOK TOMBLOK
Ya, kami tidak menyalahkan siapa-siapa tentang kasus jeng menul ini, jug atidak menyalahkan mas romo yang maruk saat ini.

DEN MAS
Ehm. Kalau memang begitu selesailah, ya semua biarkan berjalan dengan sendirinya. Kenapa kita hanya ngurusi hal hal sepele, sementara banyak hal-hal penting negara yang lain belum terurusi.

MUSIK PENUTUP.
Jamane jamane jaman gedeng
Sing ragendeng rabakal melu mudeng
Jamane jamane jaman susah
Meski susah awake tetep kudu cerah
Yang terjadi biarlah kita lakoni dengan semangat
Kita songsong hari depan dengan harapan
Dan bukan dengan ketiduran.

Puthut buchori
Gowongan, 26 Juni 2003.
[mementaskan naskah drama ini harus ada pemberitahuan kepada penulis]





Tentang Puthut Buchori

Nama Lengkap Puthut Buchori Ali Marsono, Kelahiran 6 September 1971. Alumni Jurusan teater ISI Yogyakarta, Selain Menjadi Direktur Artistik Bandungbondowoso ready on stage, Juga direktur Artistik di Teater MASA Jokjakarta, Perfomance Artist Post Punk Perfomance, dan bekerja secara freelance pada beberapa kelompok kesenian. Saat ini aktif menjadi konseptor dan pemimpin redaksi Underground Buletin Sastra ASK [Ajar Sastra Kulonprogo]. Berteater sejak kelas satu SMP di teater JIWA Yogyakarta pimpinan Agung Waskito ER. Telah Berproses teater lebih dari 100 repertoar, baik sebagai sutradara, pemain, tata artistik maupun tata lampu. Pernah membina kelompok teater, antara lain : Teater MAN Yogyakarta 1, Teater Puspanegara SMUN 5 Yogyakarta, SMUN 1 Depok Sleman Yogyakarta, Teater Cassello SMUN 1 Wates Kulonprogo Yogyakarta, Teater Thinthing Wates Kulonprogo Yogyakarta, SMU Kolese GONZAGA Jakarta (event tertentu), Kolese LOYOLA Semarang Jateng (event Tertentu). Teater Sangkar UPN Veteran Yogyakarta, Teater RAI ISI Yogyakarta, Teater DOEA KATA ISI Yogyakarta, dan saat ini sedang merintis kelompok teater di Wates Kulonprogo Yogyakarta. Tinggal di Gowongan Kidul Jt3/412 Yogyakarta, HP. 08179417613, e-mail:masa_teater@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

borobudur

borobudur